Jumat, 04 Agustus 2017

HIPERAKTIF

Hiperaktif adalah gerakan fisik yang berlebihan (diluar batas normal).  Orang tua dapat mendeteksi anaknya hiperaktif melalui pengamatan bahwa anaknya melebihi keatifan gerak dibandingkan teman sebayanya ketika menghadapi tugas tertentu, misalkan diminta menyusun balok namun anak malah naik2 dinding dan berlari2 sendiri. Jika aktif tersebut memiliki tujuan dan bermanfaat maka itu bukan hiperaktif, justru hiperaktif cirinya adalah si anak tidak dapat menyelesaikan tugas walaupun anak bergerak sangat aktif. Memang hiperaktif akan berkurang dengan sendirinya ketika sudah dewasa, namun hiperaktif pada anak yang tidak ditangani akan menyebabkan anak kesulitan berkonsentrasi ketika dewasa.

Penyebab hiperaktif sangat beragam, mulai dari faktor genetik, sebagai gejala yang menyertai epilepsi dan autisme, adanya masalah dibagian otak mulai dari saraf sampai tumor, hingga lingkungan yang mempengaruhi. Karena itu evaluasi penyebab hiperaktif pada anak merupakan hal krusial dibandingkan kita menyalahkan anak karena sikap hiperaktifnya yang mengganggu. Ibu bisa mencegah anaknya hiperaktif dengan mencukupi diri oleh nutrisi yang baik ketika kehamilan, menghindari alkohol, rokok, hingga obat-obatan terlarang.

Jika anak memiliki hiperaktif maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua:
1. Mengarahkan anak melakukan hal yang produktif dan memuji jika anak berhasil menyelesaikan pekerjaan
2. Membuat kontrak bahwa jika anak dapat duduk diam ketika maghrib misalkan... selama 1 bulan maka orang tua akan membelikan anak mainan kesukaan
3. Memberi nilai/point yang jika dikumpulkan dapat ditukarkan dengan hal yang disukai oleh anak. Point ini didapatkan ketika anak patuh, misalkan membereskan meja akan mendapatkan 10 poin, membereskan kasur mendapatkan 15 poin. Dan 100 poin berarti si anak mendapatkan makanan kesukaannya.
4. Menyediakan jalan keluar bagi anak, untuk masalah hiperaktifnya. Misalkan jika anak diajak ke supermartket maka anak diminta untuk tidak berlari2 dan memegang tangan orang tua juga tidak menyentuh benda2 di supermarket dan diganti dengan memegang mainan kesukaan selama di supermarket.
5. Mendorong kontrol diri sendiri, misalkan si anak hiperaktif diamati oleh orang tua sedang tidak kambuh, Maka orang tua memberikan apresiasi kepada anak seperti "Hebat adek sekarang sudah dewasa bisa duduk tenang".
6. Minta bantuan ke profesional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar